Artikel yang Tepat untuk Kamu yang Sulit Menabung

Author Avatar

Dwi Arianto

Diperbarui 12 Jun 2021

Tips mengelola gaji

Memiliki penghasilan yang besar merupakan salah satu impian bagi banyak orang. Apalagi di era yang serba digital seperti sekarang ini, banyak anak-anak muda di Indonesia yang memiliki lebih dari satu pekerjaan. Tapi ada hal yang banyak dilupakan oleh orang-orang. Dimana memiliki banyak sumber-sumber pendapatan bukan berarti bisa membuatmu lebih cepat kaya. Apalagi kalau kamu tidak memiliki literasi finansial yang baik. Tanpa literasi finansial alias kemampuan untuk mengelola gaji, tentu bisa dipastikan kamu akan menjadi sangat boros. Nah biasanya perilaku seperti inilah yang sebenarnya membuat kamu lama sekali mengumpulkan uang. Eits, tapi tenang. Bila belum familiar dengan literasi finansial, setidaknya kamu bisa ikuti tips mudah dari kami agar pengelolaan gaji bisa maksimal.

#1 Buat Target Jangka Pendek dan Target Jangka Panjang

Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah dengan membuat target jangka pendek serta target jangka panjang. Kalau kamu cukup rajin bisa juga membuat target jangka menengah, but keep it simple! Beberapa pertimbangan yang bisa kamu pikirkan sebelum membuat target ini adalah sebagai berikut!
  • Buat target sesimpel mungkin. Buatlah yang paling mudah bagi kamu, boleh dibuat menggunakan excel ataupun menggunakan coret-coretan di kertas.
  • Target jangka pendek sifatnya lebih praktis, dan sesuaikan dengan kemampuan dan pengetahuan kamu soal pengelolaan keuangan. Misalnya mengumpulkan emergency fund dalam 1 tahun ke depan, atau membatasi penggunaan kartu kredit.
  • Target jangka panjang biasanya dibuat mengikuti alur hidupmu. Misalnya memiliki target DP rumah dalam 5 tahun ke depan, atau target menabung uang sekolah anak hingga 20 tahun ke depan.
Kunci di tahap pertama ini adalah buat hal tersebut sesederhana mungkin. Semakin rumit, akan membuat retensi atau ketahananmu dalam mengerjakan hal tersebut semakin rendah, dan semakin tidak konsisten.

#2 Membuat Budgeting

Langkah kedua merupakan langkah yang paling tidak disukai oleh banyak orang. Karena proses pembuatan budgeting selalu dibayangkan sebagai proses yang rumit dan butuh belajar. Sayangnya, memang demikian. Tapi sebenarnya tidak serumit itu kok. Di dalam proses pembuatan budgeting setidaknya kamu harus membuat pos-pos pengeluaran dengan tepat. Tujuannya agar kamu bisa menghitung proyeksi tabungan dan aset yang kamu punya di masa mendatang. Ada beberapa tips mudah yang kami anjurkan agar kamu lebih mudah di dalam proses budgeting:
  • Gunakan tips 50:30:20. Dimana 50% merupakan pengeluaran wajib setiap bulannya, 30% merupakan pengeluaran tambahan dan hiburan, sementara 20% merupakan tabungan.
  • Semakin besar gaji yang kamu punya idealnya, kamu bisa mengecilkan proporsi pengeluaran wajib bulanan. Asumsinya kamu tetap tinggal di rumah yang sama, dan memiliki keseharian yang sama.
  • Gunakan teori "60% solutions" dari Richard Jenkins. Dimana pengeluaran wajib maksimal berada di angka 60% dari total pendapatan setelah dipotong pajak. Lebih dari itu, artinya ada pengeluaran lain yang mesti kamu potong.
Nah dengan patokan di atas, tentu saja tidak terlalu banyak hal yang harus kamu pikirkan. Apalagi kebanyakan teori budgeting di luar sana cenderung rumit.

#3 Menabung Dana Darurat

Pertanyaan kami sekarang, berapa banyak diantara kamu yang sedang membaca artikel ini siap secara finansial menghadapi pandemi Covid di tahun 2019? Kami yakin mayoritas generasi muda, khususnya yang masih single dan baru bekerja begitu terguncang keuangannya dihantam pandemi. Force majeur istilah kerennya sih. Hal ini tentu tidak akan kamu rasakan apabila kamu memiliki tabungan yang bisa dicairkan segera, yang biasa kami beri nama dana darurat. Adapun beberapa patokan di dalam membuat dana darurat adalah sebagai berikut ini:
  • Tidak ada patokan baku jumlah dana darurat yang harus dikumpulkan.
  • Beberapa perhitungan dana darurat yang paling populer adalah 3 kali pengeluaran wajib bulananmu. Apabila sudah memiliki istri maka menjadi 6 kali, dan bila ditambah satu anak menjadi 12 kali.
  • Lebih jauh lagi, bila pengeluaran wajib bulananmu jauh lebih kecil ketimbang pendapatanmu tentu saja dana darurat bisa diperlebar besarnya.
Sulit? Percayalah, sebelum kamu benar-benar melanjutkan artikel ini. Bila memang menurutmu menabung dana darurat itu terlalu sulit, maka kamu harus benar-benar belajar menahan diri. Kecuali, memang pengeluaran wajib yang kamu miliki melampaui penghasilanmu terlalu besar. Tapi bagi kamu yang setidaknya bergaji sedikit di atas UMR, seharusnya bisa menabung dana darurat perlahan-lahan.

#4 Bayar Tagihan Kartu Kreditmu

Bila sudah bisa menabung dana darurat, apalagi bila dana darurat yang kamu punya semakin besar. Artinya kamu sudah bisa lanjut ke tahap selanjutnya, yakni membayar tagihan kartu kreditmu. Banyak sekali generasi muda yang terlena dengan kartu kredit mereka, dan akhirnya kesulitan didalam pembayarannya. Lebih jauh lagi, banyak pula yang memanfaatkan jasa pinjaman online, dan hasilnya? Bencana! Nah, ada tiga tips mudah yang bisa kamu lakukan untuk membayar tagihan tersebut perlahan-lahan:
  1. Bayar tagihan yang paling mahal terlebih dahulu. Tips terbaik untuk melunasi tagihan kartu kredit adalah dengan membuat daftar utang dari yang termahal hingga yang terkecil.
  2. Snowball Method. Bila langkah pertama belum berhasil, lakukan langkah kedua yakni membalik dengan membayar tagihan terkecil hingga terbesar. Langkah ini bisa dilakukan untuk meningkatkan konsistensi pembayaran tagihan utangmu.
  3. Perbanyak penggunaan cash. Percaya atau tidak, metode yang saat ini nampak begitu 'ortodox' macam ini bisa membuat kamu melunasi tagihan kartu kreditmu lho.
Masih ada banyak poin yang mungkin bisa membantumu melunasi tagihan kartu kreditmu. Tapi lagi-lagi kami akan membuatnya sesimpel mungkin, agar bisa kamu ikuti ya!

#5 Menabung Untuk Hari Tua atau Masa Pensiun

Kesalahan banyak milenials, dan orang tua adalah lupa menabung untuk hari tua mereka. Terlepas dari apapun pekerjaan yang mereka lakukan di usia produktif mereka. Pertanyaannya, katakanlah usiamu saat ini berada di sekitar 20-an tahun. Kapan harus mulai? Jawabannya adalah sekarang juga. Bahkan, banyak yang berpendapat, tidak ada aturan sama sekali di dalam menabung dana pensiun. Beberapa tips yang bisa kamu lakukan adalah sebagai berikut ini:
  • Di usia 20an tahun mulailah menabung dengan target 10% dari total pemasukan, semakin tinggi semakin baik.
  • Boleh memanfaatkan berbagai instrumen keuangan, tapi pastikan beberapa target berikut. Di usia 35 tahun, pastikan jumlah tabungan hari tuamu adalah dua kali gaji, dan di usia 60 tahun pastikan jumlah tabungan hari tuamu adalah 10 kali gaji.
  • Bila baru memulai di usia 30 tahun, maka targetkan sekitar 15% dari pendapatan bulananmu.
  • Bila baru memulai di usia 40 tahun, naikkan jumlah tabungan dari pendapatanmu. Di usia ini, kami berasumsi pendapatanmu seharusnya bisa lebih jauh ketimbang saat usiamu baru 20 tahun. Maka solusi lain adalah potong pengeluaran yang tidak perlu, turunkan gaya hidup.
Di manapun kamu mulai menabung untuk hari tua, pada dasarnya kamu cukup menaikkan persentase yang harus disimpan setiap bulannya. Semakin lama memulai tentu semakin berat. Untuk itulah kami sangat menyarankan kamu untuk mulai menabung di hari tua sesegera mungkin.

#6 Investasi Jangka Panjang

Di saat kamu sudah bisa mulai menyisihkan uang untuk dana darurat dan menabung untuk dana hari tua, di saat itulah kamu benar-benar bisa berinvestasi. Apakah artinya kamu baru bisa mulai investasi di usia 30 hingga 40 an? Tentu tidak. Lagi-lagi kembali ke rumus 50-30-20 yang kami jelaskan di awal tadi. Seharusnya kamu bisa menahan gaya hidupmu, sehingga bila setiap tahun atau setiap beberapa tahun sekali pendapatanmu meningkat kamu akan bisa menurunkan persentase pengeluaran wajib. Dengan kata lain semakin cepat kamu akan mencapai dana darurat, dan semakin cepat pula kamu akan bisa menabung untuk dana hari tuamu. Bisa saja di tahun ke-2 kamu bekerja kamu sudah sampai di tahap ini. Apalagi bagi kamu yang bekerja di bidang-bidang industri tertentu, khususnya yang memiliki starting salary yang cukup besar. Misalnya di bidang IT, pertambangan, perminyakan, hingga profesi layaknya dokter, pengacara, notaris, dan sebagainya.

#7 Pinjam Meminjam

Urusan pinjam meminjam memang salah satu hal yang paling mudah merusak perencanaan keuangan yang telah kamu buat secara matang. Percaya atau tidak, banyak orang gagal menabung karena perkara ini. Pinjaman untuk membeli rumah, mobil, bahkan ponsel hingga smartwatch. Lucunya ketika kamu memutuskan meminjam uang (katakanlah untuk membeli mobil), maka kamu akan disodorkan angka maksimum yang bisa kamu pinjam. Padahal seharusnya si peminjam bisa merekomendasikan pinjaman yang lebih ringan dan murah agar tidak mengganggu stabilitas keuanganmu. Beberapa tips yang kami sarankan adalah sebagai berikut.
  • Hanya lakukan peminjaman uang untuk keadaan mendesak, bila sama sekali tidak tersedia dana yang bisa kamu ambil saat itu juga.
  • Hanya lakukan peminjaman untuk hal-hal yang esensial dan penting. Yang satu ini cukup tricky, karena kebanyakan dari kita akan meminjam untuk membeli rumah, mobil, dan pendidikan. Tapi apakah benar-benar worth untuk dilakukan?
  • Beli yang kamu butuhkan dan bukan kamu inginkan. Ingin meminjam untuk mobil? Silahkan, tapi jangan memaksakan diri untuk membeli mobil dengan seri tertinggi dengan segala premium package yang dimiliki.
Kami sadar, butuh pengendalian diri yang sangat tinggi untuk masalah yang satu ini. Tapi percayalah semakin baik kemampuanmu mengendalikan diri, maka kamu akan semakin sulit meminjam uang. Pada akhirnya tentu saja financial stability yang kamu idam-idamkan perlahan akan terjadi!
Kembali ke Beranda