Baca Juga Tips Dropshipper Sukses, Dropshipper vs Reseller Mana yang Lebih Oke?, Seputar Franchise
Apa itu Harga Pokok Penjualan (HPP)?
Kamu yang sudah memulai bisnisnya pasti tidak heran dengan apa yang disebut dengan HPP, mungkin sebagian besar dari Anda sudah memahami mengenai definisi HPP dan perbedaannya dengan harga penjualan. Tapi berhubung kita akan membicarakan seputar cara menghitung HPP maka ada baiknya kita membedah definisi dari HPP itu sendiri. HPP secara definisi adalah biaya langsung yang dikeluarkan oleh penjual untuk memperoleh barang atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Umumnya perhitungan HPP didasarkan atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. HPP penting dihitung agar setiap penjual bisa menuliskan laporan laba rugi dengan baik dan benar, karena HPP merupakan komponen penting yang bisa menunjukkan performa penjualan dari perusahaan Anda. Adapun HPP adalah berbeda dengan harga jual, dimana harga jual merupakan besaran harga yang dibebankan kepada pembeli sehingga Anda sebagai penjual bisa mendapatkan keuntungan dari sana. Lebih mudah daripada HPP, harga jual biasanya dihitung berdasarkan metode mark up dimana Anda cukup menambahkan margin yang diharapkan dari setiap item terjual, ataupun dengan metode cost plus pricing method.Baca Juga 24 Pilihan Franchise yang Mudah dan Murah, Ide Bisnis 2019 yang Menjanjikan
Komponen Harga Pokok Penjualan
Untuk bisa menghitung HPP, setidaknya ada tiga komponen penentu yang harus Anda perhitungkan di dalamnya. Persediaan awal barang dagang – yang merupakaan persediaan barang yang sudah ada di awal periode atau di dalam tahun buku berjalan. Untuk melihat komponen ini Anda bisa mengacu kepada neraca saldo periode berjalan atau bahkan neraca di tahun sebelumnya. Persediaan akhir barang dagang – yang merupakan kebalikan dari persediaan awal barang dagang dimana merupakan persediaan barang yang masih tersisa di akhir periode penjualan ataupun di akhir tahun buku berjalan. Pembelian bersih – yang merupakan komponen ketiga dari perhitungan HPP dimana pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang dagang yang dilakukan perusahaan baik tunai ataupun kredit. Khusus untuk pembelian bersih ini harus dihitung secara detil ya, dimana Anda perlu menambahkan biaya angkut, dan mengurangi potongan pembelian serta retur pembelian bila memang ada.Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan
Rumus umum yang biasa digunakan banyak orang dalam menghitung harga pokok penjualan adalah sebagai berikut ini:HPP = Stok barang untuk dijual – persediaan barang dagang akhir
dimana,
Stok barang untuk dijual = persediaan barang dagang awal + pembelian bersih
dan dimana,
Pembelian bersih = (pembelian + biaya angkut pembelian) – (retur pembelian + potongan pembelian)
Agar Anda tidak bingung yuk dilihat contoh kasus perhitungan HPP di perusahaan PT Alpha yang bergerak di bisnis baju misalnya. PT Alpha Konveksi, Jakarta 21 Desember 2019- Persediaan barang dagang awal Rp15.000.000,-
- Pembelian Rp105.000.000,-
- Biaya angkut pembelian Rp2.000.000,-
- Retur pembelian dari pabrik Rp1.000.000,-
- Potongan pembelian Rp3.000.000,-
- Persediaan barang dagang akhir Rp5.000.000,-
(pembelian + biaya angkut pembelian) – (retur pembelian + potongan pembelian) = (Rp105.000.000,- + Rp2.000.000,-) – (Rp1.000.000,- + Rp3.000.000,-) = Rp103.000.000,-
Setelah itu hitunglah stok barang untuk dijual, yakni:persediaan barang dagang awal + pembelian bersih = Rp15.000.000,- + Rp103.000.000,- = Rp118.000.000,-
Terakhir barulah Anda bisa menghitung HPP dari perusahaan tersebut, yakni:Stok barang untuk dijual – persediaan barang dagang akhir = Rp118.000.000,- - Rp5.000.000,- = Rp113.000.000,-
HPP ini pun berlaku bagi Anda yang merupakan perusahaan manufaktur atau pembuatan barang ya. Anda cukup mengganti komponen barang menjadi komponen bahan baku. Karena toh pasti untuk membuat sesuatu Anda tetap membutuhkan bahan baku bukan? Oh iya komponen yang ada di sini pada dasarnya harus dipecah-pecah kembali ya menjadi komponen yang lebih kecil. Apalagi Anda yang bergerak di bidang manufaktur. Tentu saja bahan baku yang akan Anda beli untuk memproduksi suatu barang adalah lebih dari satu. Selain itu di dalam perusahaan manufaktur kamu perlu menambahkan biaya tambahan yang membebani produksi barang tersebut, yakni:- Biaya tenaga kerja langsung – yang merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar tenaga kerja yang melakukan produksi di perusahaan Anda.
- Biaya overhead – yang merupakan biaya bahan baku bukan pokok, seperti biaya listrik, biaya air, biaya pemeliharaan alat, biaya internet, dan biaya apapun di dalam perusahaan yang memengaruhi produksi. Dimana nilainya bisa meningkat sejalan dengan bertambahnya produksi dan bisa turun sejalan dengan turunnya angka produksi.
Manfaat Menghitung Harga Pokok Penjualan
Setelah bisa menghitung harga pokok penjualan tentunya Anda kebingungan bukan? Untuk apa angka-angka tersebut nantinya dimunculkan? Mengapa perlu ada HPP yang barangkali selama ini belum pernah Anda hitung sebelumnya. Adapun manfaat yang bisa Anda dapatkan dengan melakukan perhitungan HPP adalah sebagai berikut:- Memantau kemajuan penjualan suatu produk – karena HPP merupakan salah satu komponen yang akan masuk di dalam neraca keuangan maka Anda bisa melihat performa penjualan dari sini. Mudahnya apabila di dalam laporan keuangan harga jual kurang dari HPP artinya perusahaan Anda mengalami kerugian, dan bila harga jual lebih dari HPP artinya perusahaan Anda sudah memperoleh laba.
- Menentukan harga jual suatu produk – agar harga jual suatu produk tidak melambung tinggi dan liar, maka Anda bisa mengacu kepada HPP yang telah Anda hitung sebelumnya. Dari sinilah kemudian Anda bisa menentukan strategi penjualan terhadap produk Anda. Anda bisa memperkirakan margin alias keuntungan yang ingin diambil sambil tetap memperhatikan harga pasar sehingga harga produkmu bisa bersaing dan tidak merusak harga pasar.
Baca Juga Bisnis Modal Kecil yang Tokcer, Tips Bisnis Makanan paling Oke di Internet